News Rantepao – Seorang aktivis asal Toraja angkat bicara mengenai aksi demonstrasi yang berujung ricuh di sejumlah titik di Jakarta dan beberapa daerah Indonesia. Ia menegaskan bahwa kericuhan dalam aksi massa seharusnya bisa dicegah jika DPR RI mampu lebih cepat dan terbuka dalam merespons aspirasi rakyat.

“Aksi demonstrasi adalah wujud demokrasi, tetapi kericuhan menunjukkan bahwa ada kegagalan komunikasi antara rakyat dengan wakilnya. DPR RI harus segera berbenah,” tegas sang aktivis dalam pernyataannya.
Baca Juga : Tidak Diberi Kesempatan Berbicara, Kapolres Tana Toraja Tinggalkan Massa
Kritik pada DPR RI
Aktivis tersebut menyoroti bahwa DPR RI kerap dianggap kurang responsif dalam menindaklanjuti tuntutan masyarakat. Hal ini yang menurutnya menjadi pemicu meningkatnya emosi di lapangan.
Ia menegaskan, DPR RI tidak boleh hanya berfungsi sebagai lembaga legislasi, tetapi juga harus hadir sebagai penyambung lidah rakyat yang peka terhadap suara dari daerah-daerah, termasuk dari wilayah seperti Toraja dan kawasan timur Indonesia.
Seruan Dialog dan Transparansi
Selain meminta DPR RI berbenah, ia juga mengajak agar semua pihak mengedepankan dialog terbuka dan transparansi dalam menyelesaikan isu-isu publik. Menurutnya, keterbukaan dan keberanian DPR RI mendengar langsung aspirasi bisa meredam potensi kericuhan dalam aksi ke depan.
“Jangan tunggu massa turun ke jalan dalam jumlah besar baru ada respons. Jika DPR aktif menjemput aspirasi, saya yakin energi masyarakat bisa diarahkan untuk pembangunan, bukan konflik,” tambahnya.
Harapan Aktivis
Aktivis Toraja ini berharap momentum kericuhan aksi terakhir bisa menjadi bahan refleksi bagi DPR RI agar lebih proaktif, transparan, dan akuntabel. Dengan begitu, lembaga legislatif dapat kembali mendapatkan kepercayaan publik sekaligus memperkuat nilai demokrasi di Indonesia.
📌 Kesimpulan
Aksi massa yang berujung ricuh kembali menjadi sorotan publik. Aktivis asal Toraja mengingatkan DPR RI agar tidak mengabaikan aspirasi rakyat, melainkan menjadikannya pijakan untuk berbenah dan memperkuat peran sebagai wakil rakyat. Dengan komunikasi yang terbuka, kericuhan bisa dihindari dan demokrasi tetap terjaga.