News Rantepao – Ratusan warga di kawasan BTL, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, kini menghadapi krisis air bersih selama hampir tiga minggu. Kondisi tersebut terjadi sejak dimulainya proyek pengerjaan drainase yang diduga menyebabkan kerusakan jaringan pipa PDAM di beberapa titik. Akibatnya, suplai air ke rumah warga terhenti total sejak akhir September 2025.

Warga di sejumlah kelurahan seperti Bori, Tallunglipu, dan Lembang Nonongan mengaku harus mencari sumber air alternatif, bahkan membeli air galon untuk kebutuhan sehari-hari. “Air PDAM sudah tidak keluar hampir sebulan. Kami terpaksa beli air jerigen tiap hari untuk mandi dan mencuci,” keluh Maria, salah seorang warga Tallunglipu, Selasa (22/10/2025).
Baca Juga : Cuaca Toraja Utara Selasa 21 Oktober 2025: Rantepao, Tallunglipu, Hingga Kesu Potensi Hujan Ringan
Pipa PDAM Diduga Terdampak Galian Proyek Drainase
Proyek drainase yang dikerjakan di sepanjang Jalan BTL Rantepao bertujuan mengatasi genangan air dan banjir musiman. Namun, pelaksanaannya justru memunculkan masalah baru. Sejumlah warga menyebut, pekerjaan menggunakan alat berat telah mengenai pipa distribusi air yang tertanam di bawah jalur galian.
“Awalnya air masih mengalir kecil, tapi setelah penggalian mulai di depan rumah, air langsung berhenti. Katanya pipa kena galian excavator,” ungkap Yohanes, warga lainnya.
Pihak kontraktor proyek menyatakan bahwa mereka telah melaporkan kerusakan tersebut ke PDAM setempat. Namun hingga kini, belum ada perbaikan menyeluruh yang bisa memulihkan aliran air ke rumah-rumah warga.
PDAM Toraja Utara Akui Ada Gangguan
Menanggapi keluhan masyarakat, pihak PDAM Toraja Utara melalui Direktur Operasional, Andarias Tangkeallo, mengonfirmasi bahwa memang terjadi gangguan distribusi air akibat proyek drainase. Ia menjelaskan, tim teknis PDAM telah turun ke lokasi dan menemukan beberapa pipa utama yang pecah akibat kegiatan penggalian.
“Kami sudah identifikasi titik kerusakan. Namun proses perbaikan agak terhambat karena lokasi masih dalam area kerja proyek aktif. Kami sedang berkoordinasi dengan pihak kontraktor agar segera bisa melakukan penanganan,” ujarnya.
PDAM juga berencana menyalurkan air bersih sementara menggunakan mobil tangki ke wilayah terdampak apabila perbaikan memakan waktu lebih lama.
Warga Harap Perbaikan Segera Dilakukan
Warga berharap PDAM dan pemerintah daerah dapat memprioritaskan pemulihan aliran air secepatnya. Mereka menilai proyek drainase seharusnya tidak mengorbankan kebutuhan dasar masyarakat.
“Drainase memang penting, tapi air bersih jauh lebih mendesak. Kami mohon segera diperbaiki karena aktivitas rumah tangga benar-benar lumpuh,” ujar Meryana, warga Bori.
Hingga kini, warga masih menunggu langkah konkret dari pemerintah daerah dan pihak PDAM untuk menyelesaikan krisis air bersih yang sudah berlangsung tiga minggu ini. Proyek yang seharusnya membawa manfaat justru sementara waktu menjadi sumber keluhan masyarakat di BTL Rantepao.