NEWS RANTEPAO – Hujan deras yang mengguyur wilayah Toraja Utara sejak Selasa malam (12/8/2025) menyebabkan longsor kembali menutup total jalan penghubung antara Lembang Paliorong dan Lembang Kadundung, Kecamatan Rantepao. Material longsor berupa tanah, batu, dan batang pohon menutup badan jalan sepanjang 15 meter dengan ketebalan hampir 1 meter.

Kepala Lembang Paliorong, Yohanes Lamba, mengatakan bahwa jalur ini merupakan akses vital bagi warga untuk menuju pusat Kecamatan Rantepao. Penutupan jalan akibat longsor membuat aktivitas warga terganggu, terutama distribusi hasil pertanian dan kebutuhan pokok.
Baca Juga : Legislator Erianus Kala’ Lembang Buka Turnamen Sepak Takraw Karang Taruna dan PKK Kelurahan Ariang Makale
Longsor Berulang di Titik Sama
Yohanes menjelaskan bahwa titik longsor kali ini sama dengan kejadian awal Juli lalu. Lokasi berada di tebing curam yang tanahnya labil sehingga mudah longsor saat hujan deras.
“Ini sudah ketiga kalinya longsor di titik yang sama dalam dua bulan terakhir. Kalau tidak ada penanganan permanen, kejadian ini pasti akan terus berulang,” ujarnya.
Ia juga meminta agar pemerintah kabupaten segera melakukan pemasangan bronjong atau talud penahan tanah untuk mencegah longsor susulan.
Warga Terpaksa Memutar
Akibat jalan tertutup, warga yang hendak menuju Kadundung atau sebaliknya terpaksa memutar melalui jalur alternatif yang lebih jauh, memakan waktu tambahan hingga 1,5 jam perjalanan. Beberapa pengendara sepeda motor bahkan memilih menunggu alat berat membersihkan material longsor ketimbang memutar.
Evakuasi dan Pembersihan Jalan
Tim gabungan dari BPBD Toraja Utara, Dinas PUPR, dan aparat setempat telah dikerahkan sejak pagi untuk membersihkan material longsor menggunakan alat berat. Namun, proses pembersihan terkendala hujan yang masih turun dengan intensitas ringan hingga sedang.
Kepala BPBD Toraja Utara, Andarias Tammu, menyatakan bahwa pihaknya menetapkan status siaga bencana tanah longsor di wilayah Rantepao dan sekitarnya.
“Kami imbau warga yang tinggal di lereng atau tebing curam untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan deras,” katanya.
Dampak Ekonomi dan Pendidikan
Selain mengganggu distribusi barang, longsor juga berdampak pada kegiatan belajar mengajar. Sejumlah siswa dari Kadundung yang bersekolah di Paliorong terpaksa tidak masuk karena tidak ada akses transportasi.
Petani kopi dan sayuran juga mengalami kerugian karena hasil panen mereka tertahan dan tidak bisa segera dibawa ke pasar Rantepao.
Harapan Penanganan Jangka Panjang
Warga berharap agar pemerintah daerah tidak hanya melakukan pembersihan setiap kali longsor terjadi, tetapi juga membangun infrastruktur penahan tanah yang kokoh serta memperbaiki sistem drainase di sepanjang jalan.
“Kalau hanya dibersihkan, musim hujan nanti akan longsor lagi. Harus ada solusi permanen,” ujar Yohanes.