News Rantepao — Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo menegaskan bahwa diferensiasi atau pembeda menjadi kunci utama dalam mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah. Menurutnya, setiap wilayah di Indonesia memiliki potensi khas yang perlu diangkat untuk menciptakan daya tarik unik bagi wisatawan maupun investor.

“Kalau semua daerah menawarkan hal yang sama, maka persaingan menjadi tidak sehat dan nilai ekonomi tidak tumbuh optimal. Karena itu, diferensiasi adalah strategi agar daerah punya karakter kuat dan berdaya saing tinggi,” ujar Wempi dalam Forum Nasional Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jakarta, Senin (14/10).
Baca Juga : Pemerintah Siapkan Stimulus Baru untuk Perkuat Ekonomi dan Tenaga Kerja
Wempi menekankan, pemerintah daerah perlu melakukan identifikasi potensi lokal dan mengembangkan inovasi berbasis kearifan budaya serta sumber daya alam masing-masing.
Penguatan Kolaborasi Pusat dan Daerah
Dalam kesempatan itu, Wempi juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha dalam memperkuat ekosistem pariwisata. Ia menjelaskan bahwa Kementerian Dalam Negeri terus mendorong daerah untuk memperkuat regulasi, infrastruktur, dan promosi destinasi wisata secara terintegrasi.
“Kemendagri berperan memastikan kebijakan pembangunan daerah selaras dengan arah pembangunan nasional, termasuk di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Wempi.
Ia menambahkan, daerah tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi lintas sektor menjadi syarat mutlak untuk menghadirkan destinasi wisata yang berdaya jual tinggi, berkelanjutan, dan menumbuhkan ekonomi masyarakat.
Peran Ekonomi Kreatif dalam Daya Tarik Wisata
Wempi menilai, ekonomi kreatif berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah sektor pariwisata. Produk lokal seperti kuliner, kerajinan, musik, dan fesyen harus dikemas menarik agar mampu menjadi magnet wisatawan.
“Bukan hanya destinasi yang dijual, tapi juga pengalaman dan identitas budaya. Ini yang membedakan pariwisata berbasis kreativitas dengan pariwisata konvensional,” ungkapnya.
Pemerintah juga mendorong daerah agar memanfaatkan platform digital untuk memperluas pasar dan promosi. Digitalisasi dianggap mampu mempercepat akses produk ekonomi kreatif ke pasar global, termasuk menarik investor dan wisatawan mancanegara.
Dorongan untuk Daerah Tertinggal dan 3T
Selain fokus pada destinasi besar, Wamendagri juga menekankan perlunya perhatian khusus bagi daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Menurutnya, pengembangan pariwisata di wilayah 3T bisa menjadi pintu masuk peningkatan infrastruktur dasar, lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat.
“Banyak daerah di perbatasan dan pedalaman punya kekayaan alam luar biasa. Kalau dikelola dengan tepat, bisa menjadi sumber ekonomi baru bagi warga,” tegas Wempi.
Pemerintah Siapkan Dukungan Kebijakan dan Pendanaan
Untuk mendukung visi tersebut, pemerintah tengah menyiapkan kebijakan yang memperkuat tata kelola kepariwisataan daerah, termasuk melalui dana insentif dan skema pembiayaan kreatif. Dukungan ini diharapkan memacu inovasi daerah dalam membangun destinasi unggulan.